Pulau Sabu Di Mataku

Diposting oleh Sabu Island on Sabtu, 11 Februari 2012


Pulau Sabu atau Sawu adalah sebuah pulau yang sangat indah menurut pandangan mataku. Penduduk pulau Sabu terdiri dari kesatuan kelompok patrinial atau yang biasa disebut dengan "UDU" yang mendiami beberapa lokasi tempat tinggal antara lain yaitu De Seba, Menia, LiaE, Mesara, Dimu dan Raijua. Pola perkampungan orang Sabu tidak bisa terlepas dari pemberian makna pulau itu sendiri atau Rai Hawu. Rai Hawu adalah suatu penggambaran dari makhluk hidup yang kepalanya membujur di bagian barat dan ekornya di bagian timur. Mahara yang terletak di bagian barat adalah kepala sedangkan Haba dan LiaE yang berada di posisi tengah adalah dada dan perut, dan Dimu yang berada di bagian Timur merupakan ekor. Pulau sabu juga biasa digambarkan sebagai perahu, Mahara yang berada di Barat yang berbukit dan pegunungan digambarkan sebagai anjungan dari perahu itu (Duru Rai) dan Dimu yang berada di Timur yang keadaan geologisnya lebih datar dan rendah dianggap sebagai buritan (Wui Rai).

Dalam kalender penanggalan etnik suku sabu juga dikenal satuan hari dalam seminggu yaitu Lodo Anni (senin), Lodo Due (selasa), Lodo Talhu (rabu), Lodo Appa (kamis), Lodo Lammi (jum'at), Lodo Anna (sabtu). Hari dalam sebulan dinamakan Waru dan setahun dinamakan Tou.

Dari Kabupaten Kupang ke pulau sabu dapat ditempuh menggunakan kapal laut yang ditempuh selama 12 jam perjalanan. Menurut legenda, nenek moyang orang-orang Sabu "Bou dakka ti dara dahi, agati kolo rai ahhu rai panr hu ude kolo robo" yang berarti orang yang datang dari laut, dari tempat yang jauh, lalu bermukim di Sabu. Orang pertama yang mendiami Pulau Sabu adalah Hawu Ga dan adiknya Kika Ga. Keturunan dari Kika Ga kemudian disebut dengan orang sabu (Do Hawu). Sedangkang Hawu Ga menjadi nama dari pulau Sabu atau Rai Hawu.


Mata pencaharian sebagian besar orang-orang sabu adalah lahan pertanian kering, beternak, menangkap ikan, membuat kerajinan, berdagang membuat gula sabu dari nira pohon lontar. Kerajinan tangan yang paling  menonjol dari Pulau Sabu adalah kerajinan tenun ikat dan mengayam daun pandan, semua jenis pekerjaan ini hampir tidak ada yang bernilai komersil karena masih dilakukan untuk kebutuhan sendiri. Namun seiring perkembangan jaman beberapa kerajinan tangan terutama tenun ikat khas Pulau Sabu sudah mulai dipasarkan, seperti halnya dengan gula sabu. Mereka juga mulai bercocok tanam dengan tanaman komoditi perdagangan seperti bawang merah dan kacang tanah.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar